RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Alat Ukur Jangka Sorong
Mata Pelajaran: Teknik Pengukuran
Kelas/Semester: XII/1
Alokasi Waktu: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi:
- Menggunakan alat ukur geometrik dan dimensi sesuai dengan jenis dan tujuannya.
Kompetensi Dasar:
- Menggunakan jangka sorong untuk mengukur dimensi suatu benda kerja.
Indikator Pencapaian Kompetensi:
- Peserta didik mampu menjelaskan prinsip kerja jangka sorong.
- Peserta didik mampu mengoperasikan jangka sorong untuk mengukur dimensi suatu benda kerja.
- Peserta didik mampu mengukur dimensi suatu benda kerja menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm.
Tujuan Pembelajaran:
- Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang prinsip kerja jangka sorong.
- Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengoperasikan jangka sorong.
- Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengukur dimensi suatu benda kerja menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm.
Metode Pembelajaran:
- Ceramah singkat
- Tanya jawab
- Demonstrasi
- Praktikum
Media Pembelajaran:
- Papan tulis
- Spidol
- Gambar teknik
- Jangka sorong
- Benda kerja
Langkah-langkah Pembelajaran:
- Pendahuluan (10 menit)
- Guru memperkenalkan mata pelajaran dan menyebutkan tujuan pembelajaran.
- Guru menjelaskan prinsip kerja jangka sorong.
- Demonstrasi (20 menit)
- Guru mendemonstrasikan cara mengoperasikan jangka sorong.
- Guru menjelaskan bagian-bagian dari jangka sorong dan fungsinya.
- Praktikum (50 menit)
- Peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba mengoperasikan jangka sorong.
- Peserta didik diminta untuk mengukur dimensi suatu benda kerja menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm.
- Evaluasi (15 menit)
- Guru memberikan soal latihan untuk mengukur dimensi suatu benda kerja menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm.
- Guru mengevaluasi hasil praktikum dan memberikan umpan balik kepada peserta didik.
- Penutup (10 menit)
- Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberikan kesempatan untuk tanya jawab.
Penilaian:
- Partisipasi peserta didik dalam kegiatan praktikum.
- Hasil pengukuran dimensi benda kerja menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mm.
- Hasil evaluasi soal latihan.
Catatan:
- Guru harus memastikan bahwa peserta didik sudah memahami prinsip kerja jangka sorong sebelum melakukan praktikum.
- Peserta didik harus menggunakan jangka sorong dengan hati-hati dan menghindari kerusakan pada al
- Peserta didik harus memperhatikan unit pengukuran yang digunakan dalam jangka sorong dan memastikan pengukuran yang akurat dengan ketelitian yang diinginkan.
- Guru harus memberikan arahan dan pengawasan selama peserta didik melakukan praktikum untuk memastikan keselamatan dan keamanan.
Modul Alat Ukur Jangka Sorong
A. Pendahuluan
Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi suatu benda kerja dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Jangka sorong memiliki skala nonius yang memungkinkan pengukuran hingga 0,02 mm. Penggunaan jangka sorong sangat penting dalam bidang teknik, manufaktur, dan lain sebagainya.
B. Prinsip Kerja Jangka Sorong
Jangka sorong bekerja dengan menggunakan prinsip pergeseran dari dua rahang pengukur yang dapat diatur. Jangka sorong memiliki tiga bagian utama, yaitu skala utama, skala nonius, dan rahang pengukur. Skala utama biasanya memiliki panjang 10 cm dan dibagi menjadi 50 bagian yang setiap bagianya merepresentasikan 0,1 mm. Skala nonius terletak pada rahang kedua dan memiliki panjang 1 cm. Skala nonius dibagi menjadi 10 bagian yang merepresentasikan 0,1 mm. Oleh karena itu, dengan menggunakan skala nonius, jangka sorong dapat mengukur hingga 0,02 mm dengan ketelitian tinggi.
C. Bagian-bagian Jangka Sorong
- Rahang pengukur: Bagian yang digunakan untuk menempatkan benda kerja yang akan diukur.
- Skala utama: Bagian yang terletak pada rahang pertama dan digunakan untuk membaca hasil pengukuran.
- Skala nonius: Bagian yang terletak pada rahang kedua dan digunakan untuk membaca hasil pengukuran dengan ketelitian yang lebih tinggi.
- Tombol penyetel: Bagian yang digunakan untuk mengatur posisi nol atau awal pengukuran.
- Kunci pengunci: Bagian yang digunakan untuk mengunci posisi rahang pengukur.
D. Cara Menggunakan Jangka Sorong
- Pertama-tama, pastikan jangka sorong dalam kondisi bersih dan bebas dari kerusakan.
- Buka rahang pengukur dengan menggeser bagian utama dan bagian nonius ke arah yang berlawanan hingga rahang pengukur membentuk sudut yang cukup lebar untuk menempatkan benda kerja.
- Tempatkan benda kerja pada rahang pengukur dan rapatkan kedua rahang pengukur pada benda kerja.
- Gunakan tombol penyetel untuk mengatur posisi nol atau awal pengukuran.
- Geser rahang pengukur dengan menggunakan tombol penyetel hingga rahang pengukur menutup rapat pada benda kerja yang akan diukur.
- Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius. Untuk membaca skala nonius, cocokkan garis pada skala nonius dengan garis pada skala utama yang terdekat. Garis yang cocok pada skala nonius menunjukkan pengukuran dalam 0,02 mm.
E. Kesimpulan
Jangka sorong adalah alat ukur yang sangat penting dalam bidang teknik dan manufaktur. Jangka sorong dapat menguk
ur dimensi suatu benda kerja dengan tingkat ketelitian yang tinggi, hingga 0,02 mm. Penggunaan jangka sorong membutuhkan keterampilan dan ketelitian yang tinggi. Oleh karena itu, sebelum menggunakan jangka sorong, pastikan bahwa peserta didik telah memahami prinsip kerja, bagian-bagian, dan cara penggunaannya dengan benar. Lakukan praktikum dengan pengawasan dan arahan dari guru untuk memastikan keselamatan dan keamanan dalam penggunaan jangka sorong.
F. Latihan Praktikum
- Lakukan praktikum pengukuran menggunakan jangka sorong dengan benda kerja yang telah disediakan.
- Tentukan posisi nol atau awal pengukuran dengan menggunakan tombol penyetel.
- Tempatkan benda kerja pada rahang pengukur dan rapatkan kedua rahang pengukur pada benda kerja.
- Geser rahang pengukur dengan menggunakan tombol penyetel hingga rahang pengukur menutup rapat pada benda kerja yang akan diukur.
- Baca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dengan benar dan teliti.
- Ulangi praktikum dengan benda kerja yang berbeda untuk meningkatkan keterampilan dan ketelitian dalam menggunakan jangka sorong.
G. Evaluasi
- Sebutkan bagian-bagian jangka sorong beserta fungsinya.
- Jelaskan prinsip kerja jangka sorong.
- Apa yang dimaksud dengan skala nonius pada jangka sorong dan bagaimana cara membacanya?
- Jelaskan langkah-langkah dalam menggunakan jangka sorong dengan benar dan teliti.
- Lakukan praktikum pengukuran menggunakan jangka sorong dan laporkan hasilnya dengan benar dan teliti.
H. Referensi
- Asmarani, Y. (2019). Prinsip Kerja dan Cara Menggunakan Jangka Sorong. Dikutip dari https://www.bukalapak.com/blog/memahami-jangka-sorong/
- Pandiangan, S. (2018). Praktikum Alat Ukur Teknik. Medan: Penerbit Bumi Persada.
Untuk memberikan umpan balik terhadap penggunaan alat ukur jangka sorong, sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap hasil pengukuran yang telah dilakukan oleh peserta didik. Berikut beberapa hal yang perlu dievaluasi dalam memberikan umpan balik terhadap penggunaan jangka sorong:
Akurasi dan ketelitian pengukuran: Periksa apakah hasil pengukuran yang dilakukan sudah sesuai dengan ketelitian yang diinginkan dan akurat dalam memperoleh nilai dimensi benda kerja.
Pemahaman prinsip kerja jangka sorong: Pastikan bahwa peserta didik sudah memahami prinsip kerja jangka sorong dan bagaimana cara menggunakannya dengan benar dan teliti.
Penggunaan jangka sorong secara aman: Pastikan bahwa peserta didik telah memahami cara menggunakan jangka sorong dengan aman dan tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Penggunaan skala nonius: Pastikan bahwa peserta didik dapat membaca dan menggunakan skala nonius dengan benar dan teliti, sehingga hasil pengukuran menjadi lebih akurat dan terpercaya.
Keterampilan dan keahlian penggunaan jangka sorong: Periksa keterampilan dan keahlian peserta didik dalam menggunakan jangka sorong, serta memberikan umpan balik untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian dalam penggunaan jangka sorong.
Dalam memberikan umpan balik, perlu juga dilakukan dengan cara yang baik dan efektif, sehingga peserta didik dapat memahami dengan baik dan dapat meningkatkan keterampilan dan keahlian dalam penggunaan jangka sorong. Selain itu, umpan balik juga dapat diberikan secara terus-menerus untuk memastikan peserta didik dapat melakukan pengukuran dengan akurat dan terpercaya.
Jurnal Kegiatan Belajar Menggunakan Jangka Sorong
Hari/Tanggal: Senin, 12 Juli 2021
Kegiatan: Hari ini kami belajar menggunakan alat ukur jangka sorong di dalam laboratorium. Saya dan teman-teman sekelas belajar bagaimana cara menggunakan jangka sorong dengan benar dan teliti untuk mengukur dimensi suatu benda kerja dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Guru kami memberikan penjelasan tentang prinsip kerja jangka sorong dan bagian-bagian dari jangka sorong beserta fungsinya.
Setelah penjelasan, kami melaksanakan praktikum dengan menggunakan jangka sorong untuk mengukur benda kerja yang telah disediakan. Kami belajar bagaimana menentukan posisi nol atau awal pengukuran dengan menggunakan tombol penyetel, menempatkan benda kerja pada rahang pengukur, dan menggeser rahang pengukur dengan menggunakan tombol penyetel hingga rahang pengukur menutup rapat pada benda kerja yang akan diukur.
Saat melaksanakan praktikum, kami juga belajar membaca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dengan benar dan teliti. Kami melakukan praktikum dengan beberapa benda kerja yang berbeda untuk meningkatkan keterampilan dan ketelitian dalam menggunakan jangka sorong.
Setelah praktikum selesai, guru kami memberikan evaluasi terhadap hasil pengukuran yang kami lakukan. Kami dievaluasi terkait akurasi dan ketelitian pengukuran, pemahaman prinsip kerja jangka sorong, penggunaan jangka sorong secara aman, penggunaan skala nonius, serta keterampilan dan keahlian penggunaan jangka sorong. Kami juga diberikan umpan balik untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian dalam penggunaan jangka sorong.
Kesimpulan: Hari ini, saya dan teman-teman sekelas belajar menggunakan alat ukur jangka sorong dengan benar dan teliti. Kami belajar bagaimana cara menentukan posisi nol atau awal pengukuran, menempatkan benda kerja pada rahang pengukur, dan menggeser rahang pengukur dengan menggunakan tombol penyetel. Kami juga belajar membaca hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dengan benar dan teliti. Evaluasi yang kami terima membantu kami untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian dalam penggunaan jangka sorong. Kami sangat berterima kasih kepada guru kami atas bimbingannya dalam belajar menggunakan alat ukur jangka sorong.
Berikut adalah contoh tabel pengukuran menggunakan jangka sorong:
No. | Benda Kerja | Skala Utama (mm) | Skala Nonius (mm) | Hasil Pengukuran (mm) |
---|---|---|---|---|
1 | Baut M6 | 6.00 | 0.49 | 6.49 |
2 | Ring plat | 15.00 | 0.38 | 15.38 |
3 | Pipa PVC | 20.00 | 0.12 | 20.12 |
4 | Roda gigi | 28.00 | 0.55 | 28.55 |
5 | Plat baja | 45.00 | 0.20 | 45.20 |
Penjelasan:
- No.: Nomor urut pengukuran.
- Benda Kerja: Jenis benda kerja yang diukur.
- Skala Utama (mm): Skala utama yang menunjukkan satuan millimeter (mm) pada jangka sorong.
- Skala Nonius (mm): Skala nonius yang menunjukkan pembacaan setengah atau sepersepuluh satuan pada jangka sorong.
- Hasil Pengukuran (mm): Hasil pengukuran dari penggunaan jangka sorong untuk mengukur dimensi benda kerja yang diukur. Jumlah antara skala utama dan skala nonius yang dibaca akan memberikan hasil pengukuran dengan ketelitian hingga 0,01 mm atau 0,02 mm tergantung pada jenis jangka sorong yang digunakan.
Tabel pengukuran jangka sorong digunakan untuk mencatat hasil pengukuran pada benda kerja dengan menggunakan jangka sorong. Dalam tabel tersebut, terdapat beberapa kolom yang harus diisi, yaitu nomor urut pengukuran, jenis benda kerja yang diukur, skala utama pada jangka sorong, skala nonius pada jangka sorong, dan hasil pengukuran dari penggunaan jangka sorong.
Pada kolom nomor urut pengukuran, diisi dengan nomor urut pengukuran yang dilakukan pada benda kerja tersebut. Kemudian pada kolom benda kerja, diisi dengan jenis benda kerja yang akan diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pada kolom skala utama, diisi dengan pembacaan pada skala utama pada jangka sorong yang menunjukkan satuan millimeter (mm).
Selanjutnya, pada kolom skala nonius, diisi dengan pembacaan pada skala nonius pada jangka sorong yang menunjukkan setengah atau sepersepuluh satuan pada skala utama. Setelah itu, hasil pengukuran dapat dihitung dengan menjumlahkan skala utama dan skala nonius yang dibaca. Hasil pengukuran tersebut kemudian dicatat pada kolom hasil pengukuran.
Dalam menggunakan jangka sorong, sangat penting untuk mengambil beberapa kali pembacaan dan menghitung rata-rata hasil pengukuran agar dapat memperoleh hasil pengukuran yang akurat dan teliti. Selain itu, juga harus memperhatikan teknik penggunaan jangka sorong yang benar dan teliti untuk meminimalkan kesalahan pengukuran.
Dengan menggunakan tabel pengukuran jangka sorong, kita dapat mencatat dan membandingkan hasil pengukuran yang dilakukan pada benda kerja dengan menggunakan jangka sorong. Hal ini sangat penting dalam memastikan ketelitian dan keakuratan dalam pengukuran dimensi benda kerja yang dilakukan.
Berikut adalah contoh tabel jurnal penilaian siswa:
No. | Nama Siswa | Tugas Harian (30%) | UTS (35%) | UAS (35%) | Total (100%) | Predikat |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Andi | 90 | 80 | 85 | 85.50 | A- |
2 | Budi | 85 | 85 | 90 | 88.25 | A |
3 | Cici | 70 | 75 | 75 | 73.25 | B- |
4 | Dedi | 80 | 85 | 80 | 81.25 | B+ |
5 | Eka | 95 | 90 | 95 | 93.25 | A |
Penjelasan:
- No.: Nomor urut siswa.
- Nama Siswa: Nama lengkap siswa yang dinilai.
- Tugas Harian (30%): Nilai yang diperoleh siswa dari tugas harian yang diberikan, dengan persentase bobot 30%.
- UTS (35%): Nilai yang diperoleh siswa dari ujian tengah semester, dengan persentase bobot 35%.
- UAS (35%): Nilai yang diperoleh siswa dari ujian akhir semester, dengan persentase bobot 35%.
- Total (100%): Total nilai yang diperoleh siswa dari seluruh komponen penilaian, yaitu tugas harian, UTS, dan UAS.
- Predikat: Predikat yang diberikan berdasarkan total nilai yang diperoleh siswa.
Dalam penilaian siswa, sangat penting untuk memperhatikan aspek-aspek yang dinilai dan bobot nilai yang diberikan pada setiap aspek. Dalam tabel jurnal penilaian siswa di atas, terdapat tiga komponen penilaian yang diberikan bobot nilai masing-masing, yaitu tugas harian, UTS, dan UAS.
Untuk menentukan predikat yang diberikan pada siswa, dapat dilakukan dengan menggunakan standar nilai atau kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai contoh, dalam tabel jurnal penilaian siswa di atas, predikat A diberikan pada siswa yang memperoleh nilai total antara 90-100, predikat B diberikan pada siswa yang memperoleh nilai total antara 80-89, dan seterusnya.
Dalam mengelola jurnal penilaian siswa, penting untuk mencatat setiap nilai yang diperoleh siswa dengan teliti dan akurat, serta memastikan bahwa kriteria penilaian yang digunakan telah disepakati sebelumnya. Hal ini akan membantu dalam memberikan umpan balik dan evaluasi yang akurat kepada siswa, serta dapat memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
Berikut adalah contoh jurnal kegiatan siswa harian:
No. | Nama Siswa | Kelas | Tanggal | Kegiatan |
---|---|---|---|---|
1 | Andi | X | 9 April 2023 | Mengikuti pelajaran Matematika, Fisika, Biologi |
2 | Budi | XI | 9 April 2023 | Mengerjakan tugas Matematika dan Fisika |
3 | Cici | X | 9 April 2023 | Membaca buku tentang Sejarah Indonesia |
4 | Dedi | XII | 9 April 2023 | Mempersiapkan diri untuk ujian Akhir Semester |
5 | Eka | X | 9 April 2023 | Mengikuti pelajaran Bahasa Inggris, Geografi |
Penjelasan:
- No.: Nomor urut kegiatan siswa.
- Nama Siswa: Nama lengkap siswa yang melakukan kegiatan.
- Kelas: Kelas tempat siswa tersebut berada.
- Tanggal: Tanggal ketika kegiatan dilakukan.
- Kegiatan: Kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
Jurnal kegiatan siswa harian sangat penting dalam mengawasi kegiatan siswa dan mengetahui progress mereka dalam belajar. Dengan mencatat setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa, guru atau pengawas sekolah dapat mengetahui perkembangan mereka dan memberikan bantuan atau masukan jika diperlukan. Selain itu, jurnal kegiatan siswa harian juga dapat membantu siswa dalam memantau dan mengatur waktu belajar mereka agar lebih efektif dan efisien.
Dalam mencatat jurnal kegiatan siswa harian, penting untuk menuliskan setiap kegiatan secara singkat dan jelas, serta memperhatikan tanggal dan waktu kegiatan tersebut dilakukan. Jurnal kegiatan siswa harian juga dapat dijadikan sebagai referensi atau bukti kegiatan bagi siswa, orang tua, atau pihak sekolah yang membutuhkannya.